Jumat, 11 November 2011

Dari OPSI, AKSI, Hingga KONSEKUENSI

Hidup. Tak pernah lepas dari berbagai pilihan. Pilihan adalah sebuah sunnatullah yang selalu dihadapi oleh manusia yang masih hidup, memiliki akal, en bisa berpikir dengannya.

Hmm! Hampir di seluruh waktu mungkin kita selalu dituntut untuk memilih.
Mulai dari bangun tidur, sampai kita tidur lagi. Silahkan saja direnungkan. Apa benar omongan seorang saya ini??? Sekedar tahu saja. Saya menulis note ini pun dilatarbelakangi oleh pilihan. Di dalam benak en pikiran saya terhampar beberapa opsi, seperti: menulis or tidak. Mengerjakan hal lain or mau menulis dulu. Alhasil, setelah melalui proses berpikir, saya memutuskan untuk menulis. Mencoba meramunya, serius dengannya, menghasilkannya menjadi sebuah note sebelum saya mengerjakan aktivitas yang lain.


Coz, saya kepengen banget punya banyak pahala en kebaikan. Nggak kepengen ketinggalan dengan pahala yang satu ini, de-el-el. Pilihan kan, namanya? Maka benarlah, hidup kita ini selalu dituntut untuk selalu memilih. Mana kiranya yang terbaik untuk kita? Yang kira-kira sanggup untuk kita jalani dengan sebaik-baiknya. Coz, berbicara tentang Opsi, Aksi, en Konsekuensi, saya pikir sama artinya berbicara tentang kebijakan memperlakukan diri en hidup. Buat saya pribadi, ketiga hal itu ibarat sebuah mata rantai yang saling berkesinambungan satu sama lain. Ada opsi, kita beraksi, en nggak melupakan pula akan konsekuensi yang harus ditanggung dari setiap hal yang kita pilih itu. So, itu pertanda kita harus benar-benar memperhatikan faktor-faktor yang bisa mendukung ketepatan en kebenaran atas semua hal yang berani kita pilih.

Kenapa harus tepat? Kenapa harus benar? Ya karena, jika bukan untuk ketepatan en kebenaran buat apa capek-capek memilih? Bisa tanpa pikir panjang (spontanitas) kita not care (nggak peduli) sama apa yang bakal terjadi sama kita nantinya. Maka itu, targetkan mulai dari sekarang bahwa tujuan dari mempertimbangkan sebuah opsi (pilihan), nggak lain en nggak bukan demi ketepatan en kebenaran. Agar, keselamatan, damai, berkah, en ridhaNya bisa kita raih pula seusai ketepatan en kebenaran dari sebuah opsi kita raih.
So, apa saja sih, kira-kira yang kudu kita simak??? Hehm... Berusaha mencoba menguraikan, saya mendapat sebuah kesimpulan besar yang mungkin bisa bermanfaat buat kawan-kawan yang telah meluangkan waktunya membaca note ini. Berikut analisanya (wew, sok 'ilmiah banget nggak sih. hahay!):

1. Ya. Karena target kita tadi adalah mencapai kebenaran en ketepatan ketika memilih, berarti kita harus membentuk keseriusan berpikir. Serius berpikir (tafkir jidyah) hingga mendalam en cemerlang. Ciri seseorang yang telah berpikir mendalam en cemerlang adalah menghasilkan pengakuan bahwa diri kita ini adalah seorang hamba. Kita sadar, bahwa segala sesuatu yang tercipta di alam semesta ini adalah sebuah ciptaan al-Khaliq. Siapa itu al-Khaliq? ALLAH Swt. Itulah wujud keimanan. En keimanan yang penuh kualitas adalah ketika kita (hamba), senantiasa mengagungkanNya en takut kepadaNya. Faktor inilah yang harus ditanam di awal pilihan kita. Agar pilihan kita bukan untuk apa-apa en siapa-siapa. Melainkan hanya untuk beribadah kepada ALLAH Swt. Lurus. Bersih. Luar Biasa.

2. Opsi adalah wilayah yang sepenuhnya adalah kekuasaan kita. Sehingga, jika bukan akal kita yang menentukan pilihan tersebut, mungkin nafsu. Coz, manusia memiliki dua bakat tersebut. So, pastikan! Akal, or nafsu yang mendominasi pilihan kita?!

3. Dua poin tadi telah menunjukkan, bahwa peran akal sangatlah penting mempengaruhi pilihan. So, mari asah akal kita dengan tsaqafah en 'ilmu ISLAM. Agar apa? Akal kita memiliki kekuatan. Tidak lemah, tidak rapuh, en kokoh. Kenapa kudu tsaqafah en 'ilmu ISLAM? Ya karena kita wong Muslim. Jadi sudah sewajarnya kita menjadikan tolok ukur syari'at (hukum ALLAH) sebagai landasan segala perbuatan. Berarti harus dipastikan nggak ada unsur sekulerisasi en liberalisasi yah yang ngendon di akal kita. Ingat lho, persepsi akan mempengaruhi tingkah laku!

Nah, ketiga hal itulah yang saya anggap sangat mampu berpengaruh pada ketepatan en kebenaran sebuah opsi. En nggak berhenti sampai disitu. Kesuksesan memilih opsi adalah fase pertama. Fase selanjutnya adalah Aksi. Inilah ujung tombak dari setiap pilihan yang kita pilih. Beres memilih nggak lantas diam kan? Pasti berbuat. Hmm! So, beraksilah dengan optimal. Kerahkan seluruh kekuatan yang kita miliki. Gali. Terus, melangkah en melaju. Hadapi rintangan, cobaan, ujian, karena itu adalah konsekuensi dari pilihan kita.

Hasil memang ALLAH Swt. yang menentukan. Tapi kita punya ruang yang sangat lega untuk memperlakukan hidup kita. Maka fokuslah pada apa yang sudah kita pilih dengan berani. Curahi ia dengan kesungguhan. Lumuri ia dengan daya upaya. En lakukan as-sababiyah agar pilihan en aksi kita terwujud.

Hidup hanya sekali. Maka, jadilah orang yang bijak mengelola usia. Gambatteiru alias tetap semangaaaaaat! [Hikari Inqilabi]

"Sesungguhnya ALLAH tidak mengubah keadaan suatu kaum, hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." (TQS. ar-Ro'du: 11)

0 komentar:

Posting Komentar