Sabtu, 30 April 2011

Do'a itu Bukan Metode

Apa itu do'a? Bagi kita seorang yang beragama, pasti kita sering melakukan ini. Terlebih seorang Muslim. Yang mendedikasikan hidupnya, hanya untuk berada di atas rel dakwah. Insyaa ALLAH pasti senantiasa menjadikan do'a sebagai salah satu senjatanya disamping tsaqofah untuk melumpuhkan kekufuran.

Hmm! Do'a adalah ibadah. Ketika kita berdo'a, itu artinya kita sedang meminta en berharap kepada Dzat yang kita percaya. Kita begitu dho'if, sehingga kita membutuhkan pertolonganNya. Tapi sayangnya, meski sudah diketahui bersama do'a merupakan sebuah kebutuhan hamba, bukan Rabb, realita menunjukkan masih banyak juga manusia yang enggan berdo'a.



Do'a adalah sunnah yang mengandung banyak sekali kebaikan. Dan do'a juga ternyata mendatangkan pahala untuk kita. Patut dipertanyakan keimanan orang-orang yang menyombongkan diri tak mau berdo'a. ALLAH berfirman: "Berdo'alah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari ibadah kepadaKu akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (TQS. Ghaafir: 60).

Maka berdo'alah kawan, sebagaimana Rasulullah yang tak pernah berhenti berdo'a berkali-kali saat Perang Badar berlangsung. Abu Bakar ra. melihat kelakuan Rasulullah saw. yang sebentar-sebentar berdo'a mengatakan: "Wahai Rasulullah, sebagian do'amu ini telah cukup." namun Rasulullah saw. merasa selalu kurang karena benar-benar khawatir saat itu mereka (pasukan kaum muslimin) kalah. "Aku meminta kepada ALLAH untuk memenangkan kaum muslimin, karena jika sampai kita kalah, siapa lagi yang akan menyembah ALLAH dan membela ISLAM."

Sebegitu sugoi (luar biasa)-nya Rasulullah dalam berdo'a. Tidakkah kita berharap seperti halnya Rasulullah saw. berdo'a?

Silahkan kawan-kawan membaca sendiri Sirah Nabawiyah. Disana dikisahkan secara mutawwatir bagaimana ALLAH Swt. benar-benar menjadikan pandangan orang-orang kafir Quraisy, tidak mampu melihat Rasulullah saw. keluar dari rumahnya. 10orang yang mengepung rumah Rasulullah, tapi tak ada yang melihat Rasulullah saw. ketika berjalan di hadapan dan Rasulullah saw. menaburkan pasir ke atas kepala mereka pun, mereka tetap tidak bisa melihat. Subhanallahu.

Ya. Bicara tentang do'a, karena memang do'a tidak terlepas dari aktivitas kita keseharian, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan:
1. Do'a adalah aktivitas ruhiyah. Yang dia sangat mampu menumbuhkan rasa kedekatan terhadap Rabb. Dengan kata lain, sesuatu yang bersifat ruhiyah, tidak akan bisa menghasilkan sesuatu yang bersifat fisik. Artinya, kita tidak bisa menjadikan do'a, sebagai thoriqoh (metode) untuk mencapai ghayyah (tujuan). Karena, thoriqoh (metode) adalah sebuah perbuatan fisik yang menghasilkan fisik pula. Misal: kita lapar, ingin makan. Tidak mungkin kan, kita hanya menjadikan do'a sebagai satu-satunya jalan untuk mendapatkan makanan?
2. Sehingga, ketika kita sudah menjadikan hal pertama tadi sebagai sebuah mafhum (pemahaman berpikir), berarti kita akan sadar, bahwa do'a haruslah didukung oleh assababiyyah (hukum kausalitas/sebab-akibat). Sekalipun do'a itu dilakukan oleh seorang Nabi, ada peran usaha yang dilakukan juga. Lihat sebab-sebab (upaya) yang Rasulullah saw. lakukan ketika memerintahkan Abdurrahman bin Abu Bakar kembali ke Makkah saat peristiwa Hijrah ke Madinah. Abdurrahman diperintahkan untuk berjalan sambil menuntun kambing di belakangnya dan bertujuan agar bekas kaki kambing menghapus bekas kaki Abdurrahman bin Abu Bakar demi mengecoh kafir Quraisy, dlsb.
3. Ketika kita berdo'a, pastikan kita tidak bermaksiat kepada ALLAH. Memakai dan memakan sesuatu yang tidak ahsan (baik) dan dihalalkan. Karena memang ALLAH tidak akan mengabulkan do'a orang-orang yang seperti ini. Jahatnya, hal ini dijadikan sebagai senjata bagi kaum kaffir untuk menyulitkan kaum muslimin mendapatkan makanan yang halal. Es Krim Magnum, bahan-bahan yang biasa dijadikan bumbu dapu, alat-alat kebersihan, tak luput dibidik oleh mereka. Dibuatlah segala hal yang kita pakai tidak halal. Pasta gigi mengandung bulu hidung babi, alat-alat kosmetik seperti blash on dlsb, apa kita tahu ada yang mengandung unsur babi? Astaghfirullah...
4. Jika do'a kita tidak dikabulkan oleh ALLAH saat ini, tetaplah bersabar. Jangan meninggalkan do'a kita, dan tetap positive thinking kepada ALLAH. Karena, ketahuilah mungkin jika ALLAH tidak memberikannya saat ini, ALLAH akan menggantinya dengan yang lebih baik.
5. Do'a bukan mantra. Sehingga, ketika kita berdo'a, kita tidak bisa mengubah qodho (keputusan) dan qodar (ketetapan) ALLAH. Jadi kita tidak bisa ujug-ujug menjadikan pisau tidak tajam karena do'a, dan tidak pula mampu mengubah keputusan ALLAH kita lahir dari rahim siapa, misalnya.
6. Jangan lupa memakai adab-adab berdo'a.

KONKLUSI:

Semua orang memiliki impian dan cita-cita. Maka teguhkan dan kokohkan itu dengan ditopang oleh sebab-sebab yang mampu mengantarkan kita pada cita-cita tersebut. Kita bukan Daydreamer (pemimpi di siang bolong). Do'a bukan thoriqoh. Namun dia uslub (tata cara) yang bisa mengimunitasi diri agar menjadi lebih terbentengi ikhtiyarnya. Sama halnya jika kita menginginkan kesejahteraan menetapi negeri bahkan dunia ini. Tak bisa hanya menjadikan do'a untuk meraihnya. Tapi pula ikhtiyar. Dengan dakwah, perang pemikiran, melakukan muhasabah lil hukam (koreksi pemerintah) untuk kembali kepada Syari'ah ALLAH. Allahu a'lam.

sumber : http://www.facebook.com/home.php#!/notes/hikari-inqilabi/doa-itu-bukan-metode/10150227192322008

0 komentar:

Posting Komentar