Sabtu, 16 Juli 2011

Bayar murah kok mau selamat ?

Muda foya-foya..

Tua kaya-raya..
Mati masuk surga..

Hmm, tentu kita semua sudah mahfum dengan jargon diatas, bahkan mungkin tidak sedikit diantara kita yang menganut aliran tersebut. Entah dari mana atau siapa yang mempopulerkannya. Tapi, apakah hidup memang perjalanan hidup kita secetek itu ? Cekidot..

Alkisah di sebuah desa yang indah dan sejuk nun jauh disana, bukit-bukit nan hijau permai bertumpuk-tumpuk menyesaki tanah-airnya. Dua pemuda sekawan bersiap untuk mengadu nasib melamar kerja di desa tetangga, kebetulan didesa tersebut baru saja diresmikan sebuah pabrik baru. Mereka pun mencari kendaraan yang akan ditumpangi untuk menuju ke desa tersebut.



Akhirnya ,setelah sedikit berdiskusi, dari sekian banyak alternatif pilihan yang ada mulai dari Taksi (argo),angkot dan becak ( gak mungkin kali yah ada becak di perbukitan), akhirnya pilihan mereka pun tertuju kepada sesosok delman diujung jalan yang sedari tadi belum mendapatkan satupun pelanggan, tentunya dengan pertimbangan ongkos yang lumayan murah dan irit dibanding pilihan lainnya.

Maka terjadilah proses tawar-menawar antara pemuda-pemuda tadi dengan sang kusir delman. Karena sedari tadi telah mengamati Mang kusir belum dapat sepeser rupiah pun ,maka ditawarlah setengah harga dari permintaan sang kusir, sang kusir pun dengan berat hati menerima penawaran tersebut, hitung-hitung penglaris lah pikirnya.

Singkat cerita ditengah perjalanan, tiba-tiba awan mendung yang sedari tadi menyelimuti perjalanan mereka akhirnya tak mampu lagi menampung bebannya. Maka basahlah seluruh kehidupan dibawahnya, dan tak terkecuali seisi penumpang delman. Namun ternyata keadaan yang lebih parah lagi sedang menanti mereka, jalanan menanjak khas perbukitan yang tadinya kering menjadi sangat berbahaya bagi kendaraan manapun terlebih lagi bagi kuda mereka yang hanya bermodal rem insting sang kusir. Maka sudah bisa di tebak, ketika tiba disuatu penurunanan yang lumayan terjal, sang kuda pun terpeleset offside dari jalurnya dan terlemparlah seisi penumpang delman tersebut.

Bapak ini gimana sih? Nyetir delmannya aja gak becus !!!” hardik sang pemuda ketus kepada sang kusir.

Iya , mana sudah basah kuyup, sekarang baju kita malah kotor gini lagi, gimana bisa diterima lamaran kami nanti. Pokoknya bapak harus ganti rugi !!!” timpal pemuda lainnya.


Dengan tenang seraya mengusap wajahnya yang juga dipenuhi lumpur, sang kusir menjawab enteng, “Yahh mas, BAYAR MURAH KOK MAU SELAMAT
***
Kira-kira begitulah sedikit analogi yang cocok untuk menggambarkan perjalanan hidup kita. Di satu sisi kita sangat mengaharapkan surga sebagai tujuan akhir kita, tapi disisi lain untuk menujunya kita enggan untuk membayarnya dengan harga mahal. Kita tahu surga yang kita damba itu begitu indah, terlalu murah rasanya jika hanya ditapaki dengan jalan yang berleha-leha apalagi berfoya-foya. Apakah itu cukup adil ?

Maka Sesungguhnya penebusan yang dikehendakinya adalah sebagian besar waktumu kawan, bukan sekedar sisa waktu yang engkau luangkan di tengah kesibukan ambisi duniamu. Yang dikehendakinya hampir seluruh hartamu teman, bukan hanya sekedar receh atau pecahan kecil rupiah yang engkau sisihkan di dompetmu.Yang diinginkannnya ialah segarnya masa mudamu, bukan hanya masa renta di sisa umurmu. Islam menginginkan semua yang terbaik, termulia dan teragung darimu saudaraku. Untuk itu engkau pantas mendapatkan balasan teragung dan terbaik pula dari-Nya.

0 komentar:

Posting Komentar